Senin, 20 September 2010

Hampir Mati karena Menghisap Ganja (Narkoba)


Setiap sore, setelah menyelesaikan tugas rumah (menimba air), saya bermain bola voli dengan para pemuda dan pemudi yang ada di daerah tempat saya tinggal. Lapangan voli nya masih darurat. Line nya digaris setiap kali mau main, net nya ditambatkan dari pohon kelapa yang satu ke pohon kelapa yang lain.
Saya sebenarnya tidak hobi bermain voli. Saya bermain voli karena tertarik kepada seorang cewek yang setiap sore bermain disitu hehehe .....
Pada suatu sore sewaktu saya mau berangkat ke lapangan, saya melihat teman-teman saya yang lain (Swaran Singh, Sokhbinder Singh, dan Sentot Purgataria Syuman) sedang duduk-duduk dibelakang rumah kos nya Swaran Singh. Mereka itu adalah pecandu berat ganja. Saya mampir untuk mencoba sedikt, barang kali mereka memang sedang :menggelek (mengisap ganja). Ternyata sewaktu saya datang mereka sedang melinting ganja (mencampur ganja dengan rokok Jie Sam Sou).Kami berempat menghisap secara bergiliran. Setelah menghisap beberapa kali, mata teman-teman semua nya memerah dan sipit, termasuk saya. Bahkan menurut mereka mata saya lah yang paling merah. Setelah habis, saya mencoba mengisi buku TTS yang kebetulan ada di situ.Tidak beberapa lama saya membaca, saya melihat hurufnya kok berlarian kesana kemari. Badan saya pun mulai terasa lemas. Saya minta izin istirahat di kamar Swaran Singh. Setelah sampai di kamar, ada perasaan ingin meninggal. Saya berfikir kalau meninggal di rumah orang tentu nantinya akan merepotkan orang lain, lebih baik meninggal di rumah sendiri. Saya langsung pulang dan tidur, tetapi mata ini tidak mau tidur karena perasaan mau meninggal ini terus berdansa di dalam kepala saya. Sementara rupanya saya belum sholat Ashar. Walaupun badan lemas saya paksakan untuk mengambil wuduk. Akhirnya selesai juga saya melaksanakan sholat walaupun dengan badan menggigil karena terlalu lemas.
 Setelah sholat saya bercemin di kaca. Saya lihat mata saya tidak bercahaya, persis seperti mata mayat dan muka saya pucat pasi seperti kapas.Tidak beberapa lama masuk adik saya Yusuf Gamal, langsung saya beritahu bahwa saya akan meninggal. Sempat juga dia saya beri nasehat agar dapat menjaga adik-adik kami yang lain (saya anak tertua dari tujuh bersaudara), karena kalau saya meninggal dialah yang menjadi anak yang paling besar.
Pada saat itu Bapak saya sedang mengajar di sekolah dan ibu saya sedang ada acara di kantor lurah Sukajadi. Saya menyuruh adik saya tadi untuk menjemput mereka. Sesampai di rumah Ibu saya langsung meraung-raung melihat keadaan saya (maklum anak kesayangan hehehe...), sedangkan Bapak saya tetap tabah dan sabar.
Orang semakin banyak berdatangan ke rumah, dan saya pun sudah berangsur-angsur pulih. Saya ceritakan semua  permasalahan ini kepada mereka, spontan mereka membawa saya ke rumah sakit, walaupun saya berusaha menolak, tapi karena mereka ramai, saya tidak bisa mengelak. Saya digotong beramai-ramai masuk ke dalam oplet untuk di bawa ke dokter praktek di jalan Ahmad Yani. Doketr sempat mengancam, akan mengadukan hal ini kepada atasan saya, yaitu Kepala Sekolah Dasar Negeri 021 Kecamatan Limapuluh, kalau saya masih terus melakukan hal tersebut.
Semenjak itu saya berjanji tidak akan mau lagi menghisap ganja, karena saya sudah mengalami sendiri bahwa manfaatnya tidak ada. Dan kepada anak-anak muda, saya nasehatkan, jauhilah ganja serta sejenisnya. karena selain tidak bermanfaat, juga merusak kesehatan.

1 komentar:

Khatulistiwa mengatakan...

Tolong beri kritik dan saran ....